Manfaat Donor Darah, Menyelamatkan Nyawa dan Meningkatkan Kesehatan

Manfaat Donor Darah

SekilasNusantara.com
- Donor darah adalah kegiatan yang tidak hanya bermanfaat bagi penerima darah, tetapi juga bagi pendonor itu sendiri. Palang Merah Amerika mencatat bahwa setiap sumbangan darah dari satu orang dapat menyelamatkan hingga tiga nyawa. Dalam waktu dua detik, satu orang pendonor dibutuhkan. Donor darah adalah momen yang tepat untuk menyebarkan kebaikan sekaligus menjaga kesehatan tubuh. Dalam artikel ini, kami akan menjelaskan secara detail manfaat kesehatan yang bisa didapatkan melalui donor darah.

1. Mendeteksi Penyakit

Sebelum seseorang dapat mendonorkan darahnya, mereka harus melewati serangkaian pemeriksaan. Prosedur standar termasuk pemeriksaan darah untuk mendeteksi penyakit serius. Beberapa tes yang perlu dilakukan antara lain tes untuk HIV, sifilis, hepatitis B, hepatitis C, dan malaria. Pemeriksaan ini penting dilakukan untuk mengantisipasi penularan penyakit melalui transfusi darah. Selain itu, prosedur ini juga berfungsi sebagai "lampu kuning" bagi pendonor agar lebih memperhatikan kondisi kesehatannya sendiri.

2. Meningkatkan Produksi Sel Darah

Donor darah bukan berarti mengurangi kadar darah yang dimiliki oleh pendonor. Sebenarnya, kegiatan ini justru dapat meningkatkan produksi sel darah merah. Setelah melakukan donor darah, jumlah sel darah akan berkurang, namun sumsum tulang belakang akan segera memproduksi sel darah merah baru untuk menggantikan yang hilang. Proses ini membutuhkan waktu beberapa minggu. Dengan demikian, seseorang yang secara teratur mendonorkan darahnya akan menstimulasi pembentukan darah baru yang segar dalam tubuhnya.

3. Menjaga Kesehatan Emosi dan Panjang Umur

Berbuat baik dapat membuat seseorang hidup lebih lama sekitar empat tahun menurut berbagai penelitian. Donor darah termasuk dalam kategori kegiatan yang dermawan karena dengan mendonorkan darah, seseorang dapat menolong orang lain yang sedang membutuhkan. Selain itu, menurut penelitian dari Mental Health Foundation, donor darah juga dapat menjaga kesehatan emosi seseorang. Membantu orang lain, seperti mendonorkan darah, dapat mengurangi tingkat stres dan membantu menghilangkan perasaan negatif.

4. Menjaga Kesehatan Jantung dan Menurunkan Risiko Kanker

Donor darah memiliki manfaat penting bagi kesehatan jantung. Kegiatan ini dapat memperlancar aliran darah dan mencegah penyumbatan arteri. Rajin mendonorkan darah dapat menurunkan risiko serangan jantung hingga 88 persen. Selain itu, donor darah juga dapat meminimalkan risiko kanker, stroke, dan serangan jantung. Menariknya, manfaat donor darah juga dapat menjaga kadar zat besi dalam darah tetap stabil.

5. Membakar Kalori

Tidak banyak yang mengetahui bahwa donor darah juga dapat membantu membakar kalori. Setiap 450 mililiter darah yang didonorkan dapat membakar hingga 650 kalori. Oleh karena itu, penting bagi pendonor untuk minum air putih dalam jumlah yang cukup dan mengonsumsi makanan sebelum melakukan donor. Tubuh harus dalam keadaan prima saat mendonorkan darah agar tidak mengalami efek samping negatif setelahnya.

6. Mencegah Risiko Kanker dan Menurunkan Kolesterol

Sel darah memiliki peran penting dalam melawan risiko kanker. Paparan radikal bebas dalam tubuh merupakan pemicu utama sel kanker. Melalui donor darah, risiko kanker, seperti kanker hati, paru-paru, usus besar, perut, dan tenggorokan, dapat diminimalisir. Selain itu, mendonorkan darah secara rutin juga dapat membantu menurunkan kadar kolesterol dalam tubuh. Dengan melakukan donor darah, kadar kolesterol dapat berkurang seiring dengan lamanya pendarahan.

Syarat Donor Darah

Selain melalui serangkaian pemeriksaan, ada persyaratan khusus yang harus dipenuhi untuk dapat mendonorkan darah. Pendonor minimal berusia 17 tahun dan maksimal 70 tahun. Berat badan minimal untuk mendonorkan darah adalah 45 kg, dengan tekanan darah sistolik di bawah 180 dan diastolik di bawah 100 untuk orang dengan tekanan darah yang cenderung tinggi. Bagi mereka yang memiliki tekanan darah rendah, tekanan darah sistolik/diastolik yang dianggap aman adalah sekitar 90/50. Selain itu, pendonor juga sebaiknya memiliki kadar hemoglobin sekitar 12,5–17 gram (g) hemoglobin per deciliter (dL), dan tidak lebih dari 20 gram (g) hemoglobin per deciliter (dL).

Kondisi yang Tidak Boleh Mendonorkan Darah

Ada beberapa kondisi kesehatan tertentu yang membuat seseorang tidak diperbolehkan mendonorkan darahnya, antara lain:
  1. Pengidap diabetes: Kegiatan mendonorkan darah dapat memengaruhi kadar hemoglobin A1c (HbA1c) pada pengidap diabetes. Oleh karena itu, para ahli merekomendasikan agar pengidap diabetes menunggu setidaknya empat bulan sebelum mendonorkan darah lagi.
  2. Pengidap kanker: Seseorang yang mengidap kanker, terutama kanker darah, tidak diperbolehkan mendonorkan darah karena kondisi penyakitnya dan rentan terhadap anemia dan infeksi.
  3. Pengidap penyakit menular: Orang yang mengidap penyakit menular, seperti sifilis, hepatitis B/C, dan HIV, tidak diperbolehkan mendonorkan darah karena dapat menyebabkan penularan dan penyebaran virus melalui transfusi darah.
  4. Pengidap epilepsi: Donor darah dapat meningkatkan risiko kejang, terutama pada mereka yang mengidap epilepsi. Pengidap epilepsi harus bebas dari kejang dan tidak membutuhkan pengobatan setidaknya selama tiga tahun sebelum dapat mendonorkan darah.
  5. Pengidap kelainan darah: Seseorang yang mengidap kelainan darah, seperti hemofilia, tidak dianjurkan untuk mendonorkan darah karena kelainan tersebut membuat darah mudah mengalami pendarahan.
  6. Pecandu narkoba dan minuman keras: Pecandu narkoba dan minuman keras, termasuk mantan pecandu, tidak disarankan untuk mendonorkan darah karena obat terlarang dan minuman keras dapat terdistribusi melalui aliran darah, yang berpotensi membahayakan penerima donor. Bagi mantan pecandu, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum mendonorkan darah untuk memastikan keamanannya.

Kondisi yang Harus Ditunda

Selain penyakit di atas, ada beberapa kondisi yang sebaiknya ditunda sebelum mendonorkan darah:
  • Demam dan influenza: Tunda 1 minggu setelah sembuh.
  • Cabut gigi: Tunggu 5 hari setelah sembuh.
  • Operasi kecil: Tunda 6 bulan.
  • Operasi besar: Tunda satu tahun.
  • Setelah menerima transfusi darah: Tunda 1 tahun.
  • Melakukan tato, tindik, tusuk jarum, dan transplantasi: Tunggu 1 tahun.
  • Ibu menyusui: Tunggu 3 bulan setelah berhenti menyusui.
  • Sembuh dari malaria: Tunda 3 tahun setelah bebas dari gejala malaria.
  • Telah berkunjung ke daerah endemis malaria: Tunda 1 tahun.
  • Tinggal di daerah endemis malaria selama 5 tahun: Tunggu 3 tahun setelah meninggalkan daerah tersebut.
  • Sembuh dari tipus: Tunda 6 bulan setelah sembuh.
  • Usai menerima vaksin: Tunggu 8 bulan setelahnya.
  • Mengalami alergi: Tunggu 1 minggu setelah sembuh.
  • Infeksi kulit: Tunda 1 minggu setelah sembuh.
Sebaiknya, konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu sebelum mendonorkan darah jika Anda mengidap kondisi medis tertentu. Hal ini bertujuan untuk memastikan kondisi kesehatan Anda sendiri maupun penerima donor.

Kesimpulan

Donor darah adalah kegiatan yang memiliki manfaat kesehatan yang luar biasa. Selain memberikan kesempatan untuk menyelamatkan nyawa orang lain, donor darah juga membawa berbagai manfaat bagi pendonor. Dari meningkatkan produksi sel darah, menjaga kesehatan jantung, hingga membantu menurunkan risiko kanker, donor darah merupakan kontribusi yang berharga untuk kesehatan individu dan masyarakat secara keseluruhan. Sebelum mendonorkan darah, penting untuk memenuhi persyaratan dan memperhatikan kondisi kesehatan pribadi. Semoga artikel ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya donor darah dalam menjaga kesehatan dan menyelamatkan nyawa.